Jumat, 16 November 2012

Yang Bikin Denim Tak Membosankan


Pakaian berbahan denim menjadi salah satu pilihan gaya busana terutama kalangan muda. Busana denim, terutama celana, kerap dipakai berkali-kali, dipadupadankan dengan berbagai cara untuk berbagai acara. Penggemar denim tak mudah merasa bosan saat mengenakannya dari waktu ke waktu. Ditambah lagi, bahan denim cenderung tahan lama sehingga bisa dipakai dalam jangka waktu lama.

Celana denim bahkan menjadi pilihan favorit pria dalam berbusana, baik harian juga busana kerja. Kebanyakan pria pun setia memakai celana denim berhari-hari tanpa ganti dan cuci.

Lantaran dipakai setiap hari tanpa bosan, karena fungsinya, penggemar denim pun mulai memerhatikan pembeda. Agar tak seragam dalam memakai denim berwarna biru gelap atau biru terang, penggemar denim mulai memerhatikan pilihan warna. Denim warna hitam, coklat bahkan denim warna cerah yang membuat penampilan menonjol pun menjadi pilihan berikutnya.

Selain pilihan warna denim, padu padan busana dengan celana denim juga menjadi cara lainnya untuk mendapatkan penampilan yang berbeda setiap harinya. Tapi padu padan seperti bawahan denim cenderung gelap dipadukan dengan atasan berwarna terang, masih bisa menimbulkan rasa bosan.

Tampil beda dengan denim nyatanya memang jadi kebutuhan yang terus bertumbuh. Andri Yudhistira, pengusaha denim (Art Denim Laundry) asal Bandung mengatakan, bahkan sejak 2000, warna denim bukan lagi menjadi pembeda dalam berpenampilan dengan denim.

"Efek pada jeans mulai disukai karena bisa membuat pemakainya tampil beda. Mereka terpengaruh para artis yang pakai, terutama kalangan musisi," jelas Andri kepada Kompas Female di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk mendapatkan efek natural pada celana denim misalnya, dry denim (raw denim) menjadi pilihan sebagian kecil kalangan di Indonesia. Dry denim yang dipakai lebih dari enam bulan tanpa cuci, dengan aktivitas tinggi, akan menghasilkan efek pada jeans yang alami tanpa sengaja dibuat secara pabrikan.

"Tren raw denim sedang berkembang. Tapi sebenarnya dry denim di Indonesia kecil segmennya. Di sini orang lebih suka pakai washed denim karena lebih murah. Dry denim masih lebih mahal di Indonesia. Namun di luar negeri, dry denim justru lebih digemari karena washed denim lebih mahal," ungkapnya.

Selain memilih dry denim, efek pada celana jeans sebenarnya bisa diciptakan di produk washed denim. Bisnis Andri fokus pada bidang ini, membuat efek pada denim secara handmade dan merupakan pekerjaan seni  yang telah mendapatkan pengakuan tingkat dunia.

Produk denim asal Bandung yang diciptakan Andri dan timnya, berhasil menarik perhatian merek asing ternama yang fokus pada produk denim. "Banyak brand luar pakai artificial jeans handmade dari Indonesia," katanya.

Menurut Andri, tampil beda dengan celana dry denim yang memiliki efek natural disukai kalangan usia 15-2. Sementara untuk usia di atas 30, terutama pekerja kantoran, cenderung membeli celana denim dengan model cenderung clean tanpa efek yang ekstrem.

"Meski begitu, mereka yang di atas usia 30 juga pasti memiliki denim yang ekstrem," tuturnya.

Andri mengaku, semakin banyak orang menyukai efek pada jeans dan mengandalkan efek ini untuk tampil gaya dan beda. Bahkan, pria rela berkorban melakukan apa pun demi tampil gaya dengan celana denimnya. Melakukan aktivitas yang ekstrem menggunakan celana denim demi mendapatkan efek tertentu. Atau rela tak mencuci denim dan melindunginya agar tak mudah kotor menghindari proses cuci, untuk mendapatkan efek yang diinginkan.

"Semakin cuek pakai jeans, efeknya semakin bertambah. Efek juga tergantung kepribadian. Bagaimana aktivitas dan kepribadian seseorang memengaruhi efek yang ditimbulkannya," ungkapnya.

Jika pria berani pakai raw denim dari waktu ke waktu demi mendapatkan efek pada jeans untuk tampil beda, bagaimana dengan Anda? Apakah perempuan cukup mengandalkan padu padan celana denim untuk tampil gaya, atau Anda punya cara lainnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar